Sang Penghuni Pasar

08:40 Fatihurrahman 0 Comments



Sang Penghuni Pasar
Oleh: Hitaf Tanu


Menjajakan hasil panen  di pasar, itu pekerjaan kami sehari-hari. 
Tiap pagi-pagi buta, harus sudah berada di kantor yang beratapkan langit dan berlantaikan tanah. Dan  menjadi penjual kelas bawah, bukanlah keinginan. 
Tapi hidup memaksanya untuk memilih. Keuntungan yang tak menjadikan kaya. 
Hanya untuk sekedar menyambung hidup, supaya tidak mati sia-sia. 
Terkadang pembeli, masih bisa menawar dengan harga rendah. 
Padahal kami, hanyalah pedagang kelas bawah. Keuntungan tidak menjadikan nasib kami berubah. Karena kami bekerja untuk perut rakus kami. 
Penjualan kami tidak menjadikan kami konglomerat, kami tidak punya saham di mana-mana. 
Tidak seperti penjual di mall-mall yang ada di kota.
 Mereka digaji.
 Sedangkan kami tidak. Laku tidak laku, mereka tetap bisa mendapatkan upah, sedangkan kami tidak. Mereka mendapatlkan keuntungan yang besar sedangkan kami tidak.
 Mereka bekerja untuk kekayaan sedangkan kami bekerja untuk hidup. 
Dagangan kami masih bisa ditawar-tawar, sedangkan dagangan mereka tidak, meski  dengan kualitas hampir sama. Kami penjual miskin, jangan kau tawar lagi. 
Apalah arti uang seribu perak bagi mereka. Tapi bagi kami, itu adalah bagaika air satu teguk di padang pasir. Begitu berharga.

0 comments: