DISKUSI SESI 2 MATA KULIAH PKn Jurusan Pemerintahan Semester 1

SOAL

Wilayah laut Indonesia merupakan salah satu Sumber daya yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan bangsa Indonesia, namun saat ini pengelolaan sumber daya kelautan belum begitu maksimal.

dari hal tersebut upaya upaya apa saja yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam pemenafaatan Sumber daya kelautan tersebut guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimungkinkan dalam pengelolaan tersebut membutuhkan dana yang cukup besar, dengan teknologi yang mendukung..silahkan diskusikan !!!

 

JAWABAN

 

Wilayah laut Indonesia merupakan salah satu Sumber daya yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan bangsa Indonesia. Supaya pemanfaatannya bisa dirasakan secara maksimal untuk peningkatan kesejahteraan warga negara Indonesia maka perlu adanya regulasi penggunaan sumber daya laut yang jelas. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih seperti yang dicita-citakan didalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 disebutkan, bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Meskipun begitu tidak dapat dipungkiri juga bahwa kekayaan alam khususnya laut di Indonesia masih banyak yang dikuasai oleh pihak asing, dan tidak sedikit yang sifatnya ilegal dan mementingkan kepentingan sendiri, seperti penggunaan pukat harimau; penggunaan bahan peledak; dan mengambil dan menjual karang laut. Padahal hal ini bisa merusak sumber daya laut yang ada. Untuk itulah, peran Pemerintah sangat dibutuhkan untuk bisa menjaga dan mempertahankan serta mengolah kekayaan dan potensi maritim di Indonesia.

Untuk mengolah sumber daya alam laut ini, upaya – upaya yang diperlukan adalah antara lain sebagai berikut:

-          Perbaikan infrastruktur

-           peningkatan SDM seperti memberikan pelatihan – pelatihan dasar bagi para nelayan dan warga pinggiran pantai untuk menjaga kelestarian  laut Indonesia supaya sumber daya laut yang ada tidak tercemar dan rusak. Penamaman nilai-nilai dasar dan pentingnya menjaga sumber daya laut harus terus dilakukan secara berkesinambungan oleh Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan menteri - menteri terkait.

-           Modernisasi teknologi dan pendanaan yang berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa memberi keuntungan ekonomi bagi negara dan juga bagi masyarakat.

-          Memperketat pengawasan di daerah batas laut teritorial, supaya kapal – kapal laut negara lain tidak mudah masuk dan melakukan illegal fishing yang merugikan negara.

-          Kerjasama bilateral antara Indonesia dan negara-negara tetangga di kawasan dalam penanggulangan illegal fishing perlu dilakukan karena mengingat kegiatan ilegal fishing ini sudah sangat mengancam keberadaan dan kapal asing yang melakukan kegiatan illegal fishing di perairan Indonesia sebagian besar berasal dari negara tetangga, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam dan Filiphina.

Sumber:

1.    BMP MKDU 4111/Pendidikan Kewarganegaraan

2.    Materi Inisiasi Tutorial Online Ke 2 Wawasan Nusantara

3.    Muhamad, Victor Simela. (2012). Illegal Fishing Di Perairan Indonesia: Permasalahan Dan Upaya Penanganannya Secara Bilateral Di Kawasan. Di akses pada 03 April 2020, dari https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/305/240.

4.    www.pustaka.ut.ac.id. (n.d).  Pendidikan Kewarganegaraan . Diakses pada 03 April 2020, dari http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/?s=BMP+MKDU+4111%2FPendidikan+Kewarganegaraan

MAKALAH PERANAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

 

PERANAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

 


 

Nama         : SILAHKAN ISI 

 NIM          : 123456XXX

 

UNIVERSITAS TERBUKA INDONESIA 

TAHUN 2020

A. PENDAHULUAN

Pancasila merupakan landasan mendasar dan  ideologi bagi negara Indonesia, yang telah disepakati oleh para pendahulu, para pejuang bangsa. Sebagai dasar dan ideologi negara pancasila sudah mewakili seluruh tatanan agama, budaya, ras dan golongan yang ada di Indonesia. Dengan kata lain, pancasila sebagai ideologi merupakan sekumpulan nilai - nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang teguh oleh setiap masyarakat. Ideologi dijadikan mereka untuk mengetahui cara dan bagaimana yang baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bertingkahlaku dan bersikap.

 Bukti bahwa pancasila sebagai ideologi terbaik bangsa ini adalah sejak 18 agustus 1945, satu hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, sampai usia negara yang sudah menginjak usia 74 tahun ini, pancasila masih digunakan dan menjadi idola dan solusi bagi negara yang multikultural seperti Indonesia ini. Negara Indonesia akan tetap dan terus berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara tentulah pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan global dunia yang terus berkembang. Hal yang senada juga disampaikan oleh Amin, Zainul Ittihad. (Dalam modul 1. Pkn, Hal. 24) dalam konsep ini doktrin diartikan sebagai himpunan asas atau teori yang diterima sebagai kebenaran dan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Dalam kaitannya dengan Pancasila, UUD 1945 maka doktrin dasar yang kita pakai sebagai pedoman dalam melaksanakan upaya untuk mencapai tujuan nasional adalah Wawasan Nusantara atau Wasantara.

Di zaman yang semakin modern ini,  pancasila memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga marwah dan  kepribadian bangsa indonesia supaya tidak tergerus oleh ideoligi dan pemikiran bangsa lain. Meski Disinilah fungsi pancasila sebagai ideologi bangsa yakni, sebagai penyaring masuknya ideologi baru yang bisa berdampak buruk bagi keutuhan bangsa dan negara. Dengan kata lain, globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia. Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik sehingga hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia. Oleh karena itu, Oleh sebab itu, dalam artikel ini penulis akan membahas tentang peran pancasila sebagai ideologi negara dalam menfilter masuknya ideologi lain di era globlisasi ini.

 

B. KAJIAN PUSTAKA

1.  Pengertian Pancasila

Secara etimologis pancasila berasal dari bahasa sansekerta dari india (bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalaha bahasa prakerta. Perkataan  pancasila  mula-mula  terdapat  dalam kepustakaan budha di  india. Ajran    Budha bersumber pada kitab suci tri pritaka, terdiri atas tiga macam buku besar yaitu: Sutta Pitaka, Abhidama Pitaka dan Vinaya Pitaka. Dalam ajaran budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui samadhi, dan setiap golongan berbeda kewajiban moralnya. Pandangan hidup suatu bangsa adalah masalah pilihan, masalah putusan suatu bangsa mengenai kehidupan bersama yang dianggap baik. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan tuntunan dan pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan, masyarakat dan alam semesta. Pancasila sebagai dasar Negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara seperti yang diatur dalam UUD.

2. Landasan Historis

Bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup yang berbeda satu dengan yang lainnya, diambil dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan bangsa yang bersangkutan. Demikian halnya dengan Pancasila yang merupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia digali dari tradisi dan budaya yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sendiri sejak kelahirannya dan berkembangnya menjadi bangsa yang besar seperti yang dialami oleh dua kerajaan besar tempo dulu yaitu Kedaulatan Sriwijaya dan Keprabuan Majapahit. Setelah berproses dalam rentang perjalanan  sejarah yang panjang sampai kepada tahap pematangannya oleh para pendiri Negara pada saat akan mendirikan Negara Indonesia merdeka telah berhasil merancang dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-nilai yang telah tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia yang kemudian diformulasikan dan disistematisasikan dalam rancangan dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Nama tersebut untuk pertama kalinya diberikan oleh salah seorang penggagasnya yaitu Ir. Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 dalam persidangan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atas saran dan petunjuk seorang temannya yang ahli

bahasa. Dengan demikian kiranya jelas pada kita bahwa secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari dan dengan nilai-nilai Pancasila serta telah melahirkan keyakinan demikian tinggi dari bangsa Indonesia terhadap kebenaran dan ketepatan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia, sejak resmi disahkan menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia sampai dengan saat ini dan insya Allah untuk selamanya.

C. PEMBAHASAN

Pancasila merupakan landasan mendasar dan  ideologi bagi negara Indonesia, yang telah disepakati oleh para pendahulu, para pejuang bangsa. Sebagai dasar dan ideologi negara pancasila sudah mewakili seluruh tatanan agama, budaya, ras dan golongan yang ada di Indonesia. Dengan kata lain, pancasila sebagai ideologi merupakan sekumpulan nilai - nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang teguh oleh setiap masyarakat. Ideologi dijadikan mereka untuk mengetahui cara dan bagaimana yang baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bertingkahlaku dan bersikap.

Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri,kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri.Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.

    Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-        rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan         kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang        terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka,         kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia     membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar- dasar masyarakat modern,        bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu                pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik     yang berasal dari kebudayaan bangsa lain.

Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir.

Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia—seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB—menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.

Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.

Dalam kondisi seperti itu sakali lagi peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut .

           Dari penjelasan diatas maka pancasila memiliki beberapa kedudukan mendasar dalam negara Indonesia, yaitu:

1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa yang dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam. Artinya, sebagai pandangan yang marupakan tolak ukur kebaikan yang berkenaan dangan hal-hal bersifat mendasar dan abadi dalam hidup manusia, seperti cita-cita yang hendak dicapainnya dalam hidup manusia.

2. Sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, berarti Pancasila memberi corak yang khas bagi bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Nilai-nilai Pancasila mungkin saja dimiliki oleh bangsa-bangsa di dunia ini, tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

3. Sebagai sumber dari segala sumber hukum, artinya Pancasila menjadi sumber segala peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia atau segala peraturan perundangan yang berlaku di negara kita, tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. 

4. Pancasila sebagai filsafat bangsa adalah Pancasila diterima oleh semua golongan masyarakat Indonesia sehingga dapat mempersatukan berbagai paham dan golongan dari keanekaragaman bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila mengikat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

5. Sebagai perjanjian luhur rakyat Indonesia, berarti Pancasila disetujui oleh wakil-wakil rakyat menjelang dan sesudah proklamasi. Disetujui karena digali dari nilai luhur budaya bangsa yang sesuai kepribadian bangsa dan lebih teruji kebenarannya.

6. Sebagai dasar negara, berarti pancasila digunakan untuk mengatur kehidupan negara.

D. PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat  disimpulkan bahwa bangsa dan negara Indonesia tidak bisa menghindari akan adanya tantangan globalisasi, dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam menghadapi globalisasi bangsa Indonesia akan tetap bisa menjaga eksistensi dan jati diri bangsa Indonesia. Ideologi pancasila adalah ideologi yang paling ideal bagi bangsa Indonesia yang dapat digunakan untuk menfilter  pengaruh negatif ideologi bangsa lain akibat pengaruh globalisasi yang tidak bisa dihindari.

SARAN

Saran saya, untuk memupuk dan menguatkan semangat warga negara dan bangsa  ini dari pengaruh negatif globalisasi terhadap idelogi negara, pengajaran dan penanaman Pendidikan pancasila harus terus ditingkatkan. Supaya penerus bangsa ini tidak akan terlalu terpengaruh dengan budaya luar yang akan mempengaruhi budaya di Indonesia yang telah turun termurun di wariskan oleh pendahulu kita.

 

REFRENSI

 

1.    Amin, Zainul Ittihad. (n.d).  Modul 1:  Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka. Diakses pada 12 April 2020, dari http://repository.ut.ac.id/4063/1/MKDU4111-M1.pdf

2.    BMP MKDU 4111/Pendidikan Kewarganegaraan. Diakses secara online pada 18 April 2020, dari http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/

3.   Jamli, Edison , Kewarganegaraan, 2005.Jakarta: Bumi Akasara Krsna. Pengaruh  Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang, 2005

4.   Sabrina, Atikah Nur. 2019. (Ed. Nurcahyo, Imam). Peran Pancasila dalam Era Globalisasi. Diakses pada 18 April 2020, dari https://beritabojonegoro.com/read/18562-peran-pancasila-dalam-era-globalisasi.html

5.    Winataputra, Udin. S. (n.d). Modul 1 Hakikat, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD. Jakarta. Univertitas Terbuka Indonesia. Diakses pada 18 April 2020, dari http://repository.ut.ac.id/4011/1/PDGK4201-M1.pdf

 






 

Palestine, ours?

-palestine, Ours? -
They shooted a million of guns, a thousand of boms. Here and there. But, you are still. Surrender to God is the most powerful gun. They may have your homes, lands, and mosques. Demolished all, till turning in pieces. Yet, we found no regret in you. Your faith is the strongest. You have no idea to feel afraid of them. Coz, you have God in the deepest of ur heart. Let them have yours. But, your faith will Never be. Cos, they are   demons.
You 're us, your pain will never be yours. Coz, It's all ours. When someone asks you about "terrorist". Just pointing at them. Israel.

-Alfaateeh Tajudin, iShare

Palestine

-Palestine-
They shooted millions of guns, thousands of boms. Here and there. But, you are still. Surrender to God is the most powerful gun. They may have your homes, lands, and mosques. Fire it all, till turn in pieces. Yet, we found no regret in you. Your faith is the strongest. You have no idea to feel afraid of them. Coz, you have God in the deepest of ur heart. Let them have yours. But, your faith will not be theirs. Never. Cos, they are a  demon.
Thee're us, your pain will never be yours. Coz, It's all ours.  Loving so much brothers.

No life without a happiness


I've no life to live, but I'm alive.
I've had dreams to live a better life. Even
I've lost my precious. But I'm still alive.
Thue, thought me to love,
But, I've no left love to love. But I'm alive.
I've a heart. Yet, it's an empty. Billion dollars have been mine since years back. Yet, I found no happiness in me.

-Alfaateeh Tajudin, iShare

Bahaya laten korupsi, Salah siapa?

-Bahaya Laten Korupsi, Salah Siapa?
Beberapa tahun belakangan ini, Kami sering mendengar kata "cintailah produk indonesia" . Dan ini adalah sebuah usaha para petinggi dalam kancah nasional untuk menasionalisasikan "made in Indonesia". Hal serupa Adalah langkah menuju nusantara mandiri. Anehnya Kami selalu disuruh berebut berlabel "SNI", Bapak berdasi justru terpikat martabak mancanegara.
Kami tidak berdasi seperti Tuan. Tapi, kami tahu cara berdedikasi. Kami tidak pintar mendemokan "cintailah produk indonesia ", sementara istana perwakilan sesak dengan meja dan kursi cap luar pertiwi, berujung korup. Harga melongo mata, Tuan dan Nyonya anggap itu kewajaran.

Belakangan juga tersiar kabar Permintaan tunjangan juta-Jutaan yang dianggap sangat masuk nalar. Kami atas nama yang diwakili menjerit dalam kebisuan, sementara perwakilan kami sibuk mengumpulkan Dolar dan Rupiah. Apalah daya, jika Sang perwakilan tidak benar-benar mewakili. Hanya sebuah nama tanpa arti dan makna. Panggilan tanpa  ruh dan nyawa.

"Katakan tidak untuk korupsi" Adalah juga virus yang disebarkan oleh tuan dan nyonya, bukan? Lalu, kalian di sumpah untuk tetap setia. Tetapi, rekan-rekan tuan semakin banyak yang serakah. Dan khidmat dalam khianat. Padahal Tuan dan nyonya loh yang membumikan "katakan tidak pada korupsi" di bumi berbhineka ini. Akankah tuan di singgasana menemui gilarannya nanti? Jangan tuan. Jangan  anggap gelar "Panjang Tangan" itu adalah piala bergilir yang patut direbut - rebut. Akhirnya berbondong-bondong keluar masuk Jeruji. Bui itu begitu menyiksa dan menakutkan, bukan? Namun, fakta lapangan bersilat lidah. Andai, si "Hukum" bermakna menghukum, maka proyek-proyek triliunan itu (no need to mention) pasti berjalur jujur. Jabatan-jabatan tidak pula diselewengkan.

Kami atas nama rakyat sudah geram menonton drama panjang "Koruptor vs. KPK, KPK vs. Polri". Apa kami harus penuhi jalan-jalan seperti kejadian 89, bukan untuk melengserkan "Sang Nomor Satu" sih, tetapi untuk aspirasi supaya hak kami dicipta? Supaya hukum terbangun dari tidur pulasnya. Meruncing ke atas dan berakhir menjerakan. Apakah perlu Study banding ke beberapa negara seperti Cina, Jepang, Malaysia dan  Amerika untuk menahan laju koruptor yang mengakar kuat? Tuan tak perlu menjawab. Kami tidak butuh wacana fiktif. Kami hanya butuh bukti bukan bermanis kata.

Tuan dan Nyonya yang telah hilang kehormatannya, telah lama bising telinga ini karena "ulah panjang tangan" sahabat Pejabat dan DPR menderet-deret. Tapi, Kami masih sisakan yakin sekian persen, sebab pasti masih ada orang-orang terhormat yang mewakili kami. Untuk yang masih terhormat, semoga imannya tidak tergoda dan terbeli kehormatannya hanya karena ketidakmampuan menahan keinginkayaan. Memperkaya diri dengan jalan tikus, itu adalah sebuah kemiskinan sesungguhnya. Kami rakyat nusantara tahu, Indonesia sedang dilanda krisis kepercayaan kepada Sang perwakilan . Sebab kami selalu dimanja dengan drama percintaan tuan dan nyonya dengan para penyuap. Lagi lagi kami masih percaya, disitu masih ada orang-orang terhormat yang memiliki dedikasi tinggi nan mulia. Segelintir anak manusia, yang mengungkap kebenaran dengan seadil-adilnya. Menggiring ke hakim dengan tuntas.

Semua orang setuju bahwa Pengadilan dihadirkan untuk mengadili. Lalu Apa yang akan terjadi Ketika pengadilan tidak mengadili? Menghukum tetapi tidak bermakna penghukuman. Bui tetapi tidak sepenuhnya membui. Adalah Koruptor berakar pinang. Antara DPR VS. KPK. Antara bos dan bawahan. Antara penguasa dan yang dikuasai. Dan inilah yang terjadi tersebab hukum memanjakan penjahat-penjahat berkelas bangku kuliah. Dan benarlah yang menjadi pernyataan Lord Acton bahwa "kekuasaan itu cenderung korup dan kekuasaan yang absolut pastilah korup". Adalah sebuah Fakta kekinian bahwa kami masyarakat awam politik dan hukum sedang dalam zona krisis keyakinan. Krisis kepercayaan pada hukum dan lembaga-lembaga yang menaunginya, serta sederet pejabat negara.

Mengutip pernyataan bapak Abdurrahman Wahid, atau lebih sohor dengan nama Gusdur bahwa Negara Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika ini tidak pernah hancur karena konflik horizontal yang diakibatkan oleh perbedaan agama, suku, ras ataupun fundamentalisme. Pancasila cukup kuat menahan gejolak konflik horizontal dan sejarah telah membuktikannya.
Namun, negara ini akan hancur ketika pemimpin bangsanya korupsi dan tidak memiliki hati dalam memimpin". Bisa Bermakna Pemimpin nomor satu di peritiwi, kemudia mengakar pinang ke provinsi, kota, lurah, kabupaten, kecamatan, juga desa. Bahwa sampai kepada pimpinan yudikatif, legislatif dan eksekutif. Jika semua lini ini totalitas dalam loyalitas, menjaga komitmen sumpah setia. Maka, tidak akan ada regenerasi koruptor seperti yang terjadi sekarang.

Pertanyaan yang cukup mendasar adalah Apakah Menguatnya kejahatan korupsi adalah bukti bahwa masih bebalnya pelaku dan bobolnya sistem?? Ini Salah Siapa, ini dosa siapa?

Samarinda, 21 Juli 2017
-Alfaateeh Tajudin, iShare

Surat kecil untuk Adek

-Surat Kecil Untuk Adek - 


Dear adek,
Kau terlihat anggun, dengan menggunakan kain dikepala mu. Berdiri diantara kerumunan penumpang Tilongkabila itu. Sambil Melambaikan tangan tanda perpisahan, Kau lepaskan senyum tak ikhlas itu. Juga, air mata memberikan isyarat tidak ingin pergi. Aku tahu, adek tidak ingin jalan ini, karena bukan Kota Bunga. Cukuplah Malang itu menjadi cerita panjang tentang jelasnya kekeliruan ku yang belasan tahun samar, lalu aku berpaling darinya, karena-Nya. Dan kini, Makasar lah jalan hijrah mu, Dek. Kita mungkin punya jalan yang berbeda, namun dengan tujuan yang satu, yakni memperkaya diri dengan ilmu, melangkah lebih dekat kepada Illahi, juga Rasulullah.

Dek, tidak ada ilmu yang lebih hebat daripada ilmu tentang Tuhan dan Pembawa risalah. Termaktub dalam Alquran dan Alhadist. Kita sama-sama menjaga keduanya, Allâh Akan menjaga kita. Terlebih Ibu, Bapak kita. Dua pahlawan tanpa maprih, dua pecinta yang mengajarkan arti mencintai, yang dengan segala kebaikannya tak pantas berbalas  air tuba. Dari keduanyalah, terungkap tabir, bahwa lambang pecinta sejati itu, bukan datang dari cerita cinta romeo-juliet, bukan pula kisah cinta laila-majnun. Apalagi, narasi cinta dalam serial drama Kapal Vanderwick. Bukan. Bukan, Dek. Tetapi, itu datangnya dari mereka, yang kita panggil Ibu dan Bapak. Apa kau dan aku sebegitu tega, menghadiahi neraka untuk mereka, setelah syurga mereka berikan?? Maka dari itu, mari sama-sama memperbaiki diri dengan ilmu. Lalu, berikan Syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai.

Dek, Tidak ada yang lebih membahagiakan selain terpenuhinya jiwa dengan ilmu-ilmu Agama yang kita yakini, terisinya rumah dengan penghuni berilmu yang takwa. Seperti kata Imam Syafi'i, "jika kau lelah untuk belajar, maka kau harus menanggung perihnya kebodohan". Karena kefakiran ilmu itu begitu menyedihkan, membosankan, memiskinkan hati, dan Memperkokoh kebatilan. Dan, membinasakan yang haq. Sebab itu, kau (aku dan siapapun) harus terus belajar dek. Kau harus terus menimba ilmu meski bukan di kota Malang yang selalu ku rangkai dengan indah padamu.

Dek, Kamu harus tahu, bahwa perempuan adalah jantungnya sebuah keberlangsungan peradaban manusia yang berasaskan moralitas. Seorang filsuf meninggalkan pesan bahwa jika perempuan baik, maka baiklah negeri ini, jika perempuan rusak maka rusaklah sebuah negeri. Itulah kenapa, penting bagi setiap sanak untuk selalu peduli terhadap kualitas saudara-saudari sedarahnya. Kualitas pelbagai ilmu dunia, terlebih pemahaman akhiratnya. Aku tidak peduli, jika nanti kau akan terlihat kearab-araban setelah lebih seringnya majelis kau hadiri, dan itu akan jauh lebih membahagiakan daripada kau harus berkiblat kebarat-baratan.

Dek, Orang alim juga pernah berpetuah, "semua orang bisa merampas apapun yang kita miliki, tetapi tidak seorang pun mampu merenggut ilmu dan pengalaman yang seseorang punyai". So, Jadilah pribadi yang haus berilmu pengetahuan, berilmu agama mapan. Setelahnya, kau akan ketahui, indahnya beramal dengannya. Dalam salah satu tausiyah, pernah saya dengar bahwa, "Setan jauh lebih takut kepada orang yang berilmu kemudian diamalkannya daripada yang ahli ibadah tanpa disertai ilmunya". Jelas sekali, bukan?. Kau juga akan segera menyadari, betapa jahiliyahnya perilaku setelah duduk di pendopo ilmu dan bercengkrama dengan ahli ilmu yang khusyuk beribadah dengannya.

Dek, hijrah mungkin kata yang lebih tepat untuk bertandahnya kau dari satu posisi ke posisi yang lain. yang awalnya mungkin harus dipaksakan. Setelah gagal mengirim mu ke pondok "Alhusaini" (salah satu Pesantren di kota Bima, yang juga gagal saya menimba ilmu didalamnya) 3 tahun yang Lalu. Bukan, bukan ingin memenjarakan mu dengan ide-ide agamais seperti pemikiran intelek dalam tanda kutip (") itu.  Karena membebaskan mu dari belenggu rantai-rantai kefakiran ilmu syariat adalah kewajiban yang harus ku tunaikan. Ku katakan tidak jika untuk memberi kebebasan yang ujungnya kebablasan. Dan berakhir derita. Saya yakin, bahwa para Nabi diutus untuk membebaskan umatnya dari kelancangan berfikir dan kekeliruan bertauhid. Mereka lah yang saya panuti. Tidak Seperti perbincangan malam itu, di salah satu perjamaun diskusi. Setahun silam. Yang gencar-gencarnya membumikan "kebebasan" versinya, yang menurut pandangan orang yang fakir pengetahuan seperti ku, tidak mampu melampauinya.

Dek, kualitas mu adalah penentu kualitas generasi setelah mu. Generasi yang lahir dari keluarga mu sendiri. Ustad Khalid Basalamah, dalam salah satu ceramahnya menegaskan, bahwa Orang tua yang Sholat akan melahirkan anak-anak yang sholat. Orang tua yang taat, akan mengajarkan ketaatan pada anak-anaknya. Meskipun tidak ada yang bisa menjamin hal itu. Untuk itulah, ikhtiar kita (memperbaiki agama) sebagai pencetak kualitas emas Rasulullah, bertolak ukur sepenuhnya pada mu, pada kita. Karena orang tua, terutama ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya.

Dek, Alhamdulillah, setelah lama kau berpeluh air mata, disertai melelehnya ego dan meredupnya nafsu duniawi. Aku yakin, ini adalah bagian terpahit diantara ribuan keluh. Pilihan terberat dari  sekian keinginan. Dan, ini sesungguhnya adalah pilihan yang tidak kau inginkan sama sekali. Mungkin sulit dan teramat sakit. Tetapi, Yakinlah bahwa kita harus merasakan sulit atau sakit terdahulu, supaya kita bisa menghargai nikmatnya sehat atau kemudahan. Kenapa kita harus takut melewati lorong- lorong pahit dalam kehidupan kita, jika didalam kepahitan tersebut akan ada banyak kenikmatan yang menunggu setelahnya? So, Jangan pernah takut.

Dek, alhamdulillah, setelah Tuhan titahkan "Kun" atas niat baik setiap makhluk berakal. Aku atau siapapun dan apapun itu tidak pula mampu menembus ruang itu, tapi Allâh dengan keMahaKuasaanya, "Kun". Alhamdulillah, Puji ku panjat, sebab tertunainya niat. Yakni, menunaikan tanggungjawab sanak serahim. Tanggungjawab saudara untuk saudari.
Dan, Akhirnya, Tersampailah adik pada pendopo ilmu tentang Pencipta dan Pembawa risalah itu. Ma'had Itu. 
Dengannya, insya Allah, Allah dan Rasulullah akan lebih kau kenal dibanding apapun dibumi ini.
Denganya, semoga kita bisa menjadi salah satu ladang "Amal Zariyyah" bagi  IBU dan BAPAK. Aamiin..

Oh iya, Dek. Satu lagi,
Jadilah pribadi yang selalu membawa kemanfaatan untuk orang-orang disekitar mu. Yang selalu diingat karena kebaikan-kebaikan mu, yang selalu dirindu kata-kata mu, yang selalu ditunggu hadir mu ditengah-tengah mereka.
Jadilah sosok yang dengan lisan mu menjadi tentramlah setiap jiwa-jiwa pendengar mu.

Selamat berjuang di Kota Daeng, bersama pejuang-pejuang ilmu lainnya.

Terakhir, ku ucapkan kata maaf, karena telah memberi pilihan terpahit Sepanjang sejarah hidupmu, Dek. Tetapi, Insya Allah kelak kau akan rasakan madunya. Aamiin.


Somewhere, Minggu 09 Juli 2017

Your dearest Abang


-Alfaateeh Tajudin, iShare