Tentang Rokok

21:46 Fatihurrahman 0 Comments

Saya bukan penggemar rokok. Juga bukan pegiat kopi-kopi. Dan itu adalah baik (read: hidup tanpa rokok). Pabrik-pabrik rokok juga tidak akan bangkrut dan gulung tikar hanya karena saya tidak gila rokok. Saya juga tidak minat menjadi partisipan penyumbang pajak dengan memperbanyak sampah puntung rokok. Pun, saya tidak harus tak enak hati menolak ajakan dan uluran sebatang dua batang rokok ketika berkumpul bersama teman sejawat (sahabat) seperti alasan kebanyakan orang.

Maaf, ini hanya tentang tumpukan batang  rokok dan kepulan asapnya yang menyesak dada, bukan tentang kopi-kopian dikedai-kedai kopi klasik nan modern.
Kembali ke rokok....

Sehari yang lalu juga, ada anak Smp kelas 2 yang mempertanyakan kepada saya, kenapa orang-orang masih merokok sedangkan ada tulisan, "merokok membunuh mu", lalu, dia lanjutkan kalimatnya, "ngapain juga masih dijual, udah tahu itu dapat membunuh".

Teng.... Tong.....

Haha....

Singkatnya begini, bahwa kalo rokok tidak dijual lagi, maka perusahaan rokok otomatis akan tutup, Pekerja di PHK, petani tembakau kena imbas dan negara amblas. Sebab, kata aktivis itu, rokok pajak nya besar.
Itu saya jawab berdasarkan jawaban dari para aktivis kampus  acap kali saya dengan di wqrung-warung kopi. kopy-paste lebih tepatnya. Hehe.
Lalu, disamping saya ada seorang bapak yang duduk juga. Saya iseng nanya,

"apa bapak merokok? ".
"tidak, udah berhenti lama. Udah 10 tahun"
Bapak (mantan) perokok berat itu kemudian bercerita, "saya berhenti karna dulu sempat dada saya sakit luar biasa hebat nya dan bla... Bla...

Pendek kata, Sebagai pengganti rokok saya habiskan 3 pack permen relaxa, selalu dibawa kemana mana. Sampai akhirnya saya berhasil Terlepas dari rokok (semacam tips). Saya bukan perokok, tapi saya hampir  dikelilingi oleh mereka yang  aktif merokok, setiap saat. Apa komentar mereka tentang "hidup tanpa rokok", ada banyak ragam pra-kata mereka ucapkan: beruntung sekali dengan tidak merokok karena tak ada yang dipusingkan ketika kantong kering, mending jangan Coba-coba ingin menjadi perokok aktif, saya sekarang susah melepaskan diri dari rokok, padahal awalnya coba coba. Pokoknya, nguras Rupiah. Mayoritas perokok yang saya temui berkata, lebih baik tidak makan daripada tidak merokok (read: mahasiswa perokok, pekerja berpenghasilan pas-pasan). Kasihan sekali.

Kesalahan Mayoritas perokok awam (artinya: tak faham ilmu perrokkan) adalah sembarangan mengepulkan asap sana sini padahal di samping nya ada anak-anaknya. Kamu kira jantung anak-anak sehebat dan sekuat jantung mu a? Itu, pengalaman pribadi. Itu, aktivitas perokok di desa-desa dan kampung kampung. Mungkin ada penelitian baru, bantahan bahwa asap rokok bukan bahaya laten bagi kesehatan ibu hamil, balita dan anak anak?
Mayoritas perokok juga berkata, "andai laki-laki tidak merokok, maka dia bukan lelaki". Dan, pertanyaan saya untuk perokok yang budiman adalah sejak kapan sebatang rokok jadi penentu jenis kelamin seseorang?

Tidak ada satu orang pun yang berhak melarang Anda untuk merokok, tapi pesan saya Adalah jadilah perokok yang santun. Ibaratnya Anda adalah sebuah pabrik, sampah/ampas olahan pabrik jika dibuang sembarangan terjadi pencemaran lingkungan. Begitupun dengan anda, ampas asap rokok yang Anda keluarkan adalah limbah yang  merusak bukan perokok,bilita, ibu hamil dan anak-anak.


-Alfaateeh Bima

0 comments:

Antara Hari ini dan Esok

21:28 Fatihurrahman 0 Comments

-Antara Hari ini dan Esok

Kita tidak pernah tahu, kapan waktu kematian tiba. Bisa besok, lusa, minggu depan, bulan depan, mungkin juga tahun depan. Mungkin hari kita, tersisa hari ini sahaja. Besok mungkin kerabat dan sanak keluarga akan menangisi kepulangan kita, menestakan air mata duka. Yang seakan kita pergi terlalu cepat, meninggalkan mereka, selamanya.

Setelah kepergian kita, hanya ada dua hal yang tersisa. tentang perbuatan: Baik dan buruknya tindak tanduk serta perangai kita. Selebihnya tidak ada. Dan itu semua akan selalu menjadi buah bibir ditengah-tengah mereka. Sampai akhirnya terlupakan seiring bergantinya hari, minggu, bulan dan tahun. Hanya Sebatas itu pulalah kita dikenang lalu terabaikan. Jika mungkin, ini adalah jatah malam terakhir kita? Maka pasti kita tidak akan pernah bisa tidur semalam suntuk, menengadahkan tangan, bermunajat memohon ampunan dengan cucuran air mata tulus, jika bisa dosa kutebus dengan air mata darah, pasti akan kita penuhi. Karena kita tidak pernah tahu kapan waktu itu tiba. Maka kita juga jarang sekali, bahkan mungkin tidak pernah berdoa, memohon ampunan atas segala keangkuhan dan kesombongan karena tidak mau menerima kenyataan bahwa, "Allah tidaklah ciptakan jin manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada Ku (Allah) - adzariyat:56". Jelas ini adalah perintah. Lantas , kenapa hati kita ini sekeras batu? Bagaimana tidak, jika smartphone kita Lebih banyak terisi lagu-lagu daripada ceramah dan tausiyah (bukan mengkambing hitamkan smartphone).

Jika besok kita telah tiada, dan sinar rembulan, serta bintang gemintang malam ini adalah untuk kali terakhirnya , setelah sekian ribu malam kita lewati tanpa renungan akan kebesaran Pencipta. Sebab, mulai besok dan seterusnya, akan jadi malam panjang, gelap gulita yang mengerikan, kengerian yang tiada bandingan nya. Dan mulai hari besok kita dikandung bumi. Di perut bumilah kita terbaring kaku, seorang diri, digerogoti oleh Belatung dan ulat-ulat. Mengenaskan sekali nasib jasad yang kita eluk-elukan sepanjang hidup.

Dan ternyata, kita dapati bahwa besok kita masih segar bugar, menghirup udara yang sama, maka inilah kesempatan untuk memperbaiki semuanya, merubah semuanya menjadi kesholehan. Jika selama ini Qur'an sampe berdebu karna tidak pernah tersentuh. Maka, saat inilah waktunya. Karena nantinya Qur'an akan jadi penolong, dengan ijin Allah.
Jika selama ini sajadah tersimpan rapi dalam lemari, maka saatnya kita bersujud diatasnya.

Jika kemarin lebih banyak lagu-lagu di smartphone nya, maka saatnya diganti dengan tausiyah, ceramah, dan tilawah serta sholawat.
syukurilah, Nyatanya bintang dan rembulan malam ini bukanlah yang terakhir, maka mari kita jadikan sarana untk terus mengagungkan kamahabesaran Allah atas ciptaan-Nya.

*mari berbagi, karena berbagi itu indah.
*Salam jari telunjuk

-Alfaateeh

0 comments: