Tetesan bening Pun Enggan Merintik Lagi
Tetesan bening Pun Enggan Merintik Lagi
Oleh:
Hitaf Tanu, 4 nov 15
Suara
rintik mu begitu dirindui. Selalu memberikan rindu yang merekatkan sebuah persuaan.
kala
dirimu berpaling bermusim-musim, rintik
mu tak lagi hadir menemani bait-bait lara dalam kolbu
kau
menjadi tetesan-tetesan bening penyejuk hati dan raga, kala dahaga mendera
kini
kau telah lama pergi seperti tak tahu arah pulang.
Kami
risau, galau dan bimbang. Hari-hari kami terlalu panas, tanpa hadirmu. Satu hal
yang bisa kami lakukan, memanggilmu dengan sujud Istisqo.
Sujud
istisqo kami, adalah syair tanda cinta kami pada Sang Ilahi Robbi.
Ajaran
sang Panji Islam.
Kala
kau pergi seperti makhluk yang sedang marah, tak pernah menoleh. Tapi kau kerap
hadir lewat bayang-bayang awan hitam. Tapi kau tak kunjung merintikkan tetesan
bening itu.
Kami
butuh dikau, seperti kumbang butuh sari pati kembang di padang ilalang.
Kenapa
engkau kini enggan meneteskan beningnya butiran itu?
Setelah
bertahun-tahun tetesan mu tak terbendung di belahan bumi khatulistiwa.
Kini,
tetesan bening itu pun enggan merintik lagi.
0 comments: