Jadwal ku dan Kamu Kapan?

09:06 Fatihurrahman 0 Comments



12 September 2015
jadwal ku dan kamu kapan?
oleh: hitaF aggnaT oloT
 
Sesungguhnya kematian adalah suatu peringatan Bagi yang hidup. Agar dapat mengambil hikmah bahwa yang hidup akan mati dan akan dihidupkan kembali di masa yang kekal, dimana kesengsaraan, siksaan dan kebahagiaan tak akan pernah putus. Lalu sekarang
Sudah berapa tahun umur dilewati? 10,30,50 atau 80? Lalu bagaimana amal-amalan yang dilakukan? Semakin dekat dengan Allah atau malah sebaliknya? Mengingat jatah umur semakin berkurang, INGAT berkurang bukan bertambah. Think of it..

Dunia ini begitu menawan dan melelapkan penghuninya dengan keanggunan yang menipu, sehingga aku, kamu dan mereka jadikan hari yang akhir sebagian fatamorgana.Sungguh yang paling dekat dengan adalah kematian. Tak kita bisa lari darinya. Meski kita buat peti berbahan baja. Serangannya tak pernah salah sasaran. Mau tak mau, suka tak suka. kita harus terima dengan hati lapang. Untuk menyambut dia kita perlu persiapan yang matang. Bekal haruslah diperbanyak supaya sampai pada waktu dan tempat perjamuan tamu-tamu Allah yang taat. Lagi-lagi untuk mendapatkan perjamuan cinta Allah tidaklah mudah, tidak bisa hanya dengan membayangkan. Yang harus dilakukan adalah jadikan Alquran dan sunnah sebagai rujukan hidup. Hal ini sudah dijelaskan oleh Rasulullah S.A.W. dalam sebuah hadisnya, yang artinya:
“aku tinggalkan kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang pada keduanya, yaitu Al-quran dan sunnahku”

Kapan lagi punya waktu untuk belajar, belajar alquran dan hadist. Mungkin waktu kita semakin dekat dengan ajal kita, tetapi kita tidak pernah merubah cara hidup kita. Kita selalu berorientasi pada keduniaan. Kapan kita alihkan orientasi hidup kita pada Pemilik hidup? Rasanya terlalu angkuh. Pernahkah terbesit untuk perbaiki diri? Lalu kenapa kita masih begitu-begitu saja. ketika melihat orang lain menerapkan hukum-hukum Allah saja masih merasa risih. Melihat orang yang menjalankan sunnah saja terkadang masih dibilang sok suci atau celaan lainnya. Lalu kenapa ketika mereka yang dengan jelas-jelas melampau batas seakan tidak ada yang peduli dan membiarkannya berlalu begitu saja? sudah saatnya kita merubah pola pikir kita. Kalo bukan sekarang kapan lagi. Kalo bukan kita siapa lagi. Setuju ngak.. Insya Allah yah !

Hampir setiap saat kita mendengar pengumuman di masjid-masjid tentang kabar orang yang meninggal. Bahkan tak jarang kita dikagetkan oleh hal demikian. Kaget karena mungkin orang yang namanya disebutksn tersebut adalah orang yang mungkin 2 hari yang lalu masih segar bugar, yang mungkin satu jam yang lalu bermain bola denga kita. Kita juga tidak tahu mungkin nama kita, atau nama orang-orang terdekat kita yang akan disebutkan oleh takmir masjid. Kita juga tidak pernah bisa menghitung entah berapa nyawa yang terlepas dari raga manusia hari. Kematian dan kelahiran seakan 2 fenomena yang berjalan bergandengan dan saling mendominasi satu sama lain. Kelahiran akan selalu disambut dengan senyuman. Sedangkan kematian selalu meninggalkan tangis, yang seakan menjadi bagian kelam kehidupan.
Jadikanlah senyum mereka saat kelahiran mu itu tetap mekar, sampai akhirnya nanti mereka akan tersenyum ketika kita dipanggil Sang Pemilik karena melihat kita tersenyum dengan manisnya saat nafas lepas dari raga kita, lalu mereka akan  berkata dengan Ridho, Allah lebih sayang pada mu" sahut mereka.

Aku kaget, ternyata nyawa itu berasal dari desa ku, dimana hidup baru menginjak masa pra remaja. Nampaknya, Umur bukanlah patokan sebuah kematian. Bisa saja, yang dijadwalkan besok adalah aku atau kamu. Hanya Allah yang tahu. Jangan sampai ketika dipanggil bekal ke neraka lebih banyak dari pada bekal ke surga. Rasanya pola  berdalih seperti ini harus ditinggalkan mulai dari sekarang. Ini adalah alasan sudah sangat klise,

"Sholat bisa nanti setelah masa tua, berbakti kepada kedua orang tua bisa Kapan-kapan, belajar ilmu agama nanti dulu dan kewajiban kewajiban lainnya"

padahal pada masa mudalah, dimana fisik masih tangguh untuk beribadah dengan sempurna kepada-Nya, juga belum tentu umur mencapai kata “TUA”. Jadi berbahagialah orang yang sedang berada dimasa tua, tua dengan tetap berjalan di jalan-Nya.
Setiap orang memiliki keluarga, yang sewaktu-waktu akan diambil pemiliknya. Rasanya ngak siap akan hal itu. Tapi, ingat mereka adalah titipan. Jagalah titipan itu, ajarkan mereka jalan menuju kebahagiaan yang hakiki, dan dunia boleh jadi pemisah, tapi jadikan dunia kedua sebagai pertemuan ke dua dan sekaligus pertemuan untuk selamanya tanpa ada kata PERPISAHAN untuk yang kesekian kalinya ketika dititipkan didunia. Dipisahkan karena harus sekolah keluar kota, dipisahkan karena pekerjaan, dan lain sebagainya. Maka dari itu, patutlah kita sebagai umat muslim beringan diri untuk selalu memperbaharui ketakwaan kepada Allah serta berbondong-bondong mengajak teman-teman kita untuk meraih Ridhonya.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, yuk sama-sama kita berdoa semoga kita dipermudahkan  dalam memperbaiki diri dengan cara belajar Al-Qur’an dan Hadis. Dan menerapkannya dalam keseharian kita.  Jangan hanya mau berubah Atas perintah PACARNYA tapi BERUBAHLAH UNTUK ALLAH.

0 comments: