berbaik budi pada syurga mu ..

10:37 Fatihurrahman 0 Comments

Reposted, 11 September 2015

Berbudi Baik Pada Dua Pahlawan
Oleh: Hitaf Tanu
                           
                              

Ya Allah Miris sekali rasanya bila ini benar-benar terjadi, katakan pada ku bahwa ini tidak akan pernah terjadi, baik oleh mu, oleh ku, dan oleh mereka? Bahagiakan mereka selagi hidup. Kunjungilah mereka selagi sehat, tolong jangan kunjungi mereka hanya pada SAAT SAKIT saja.

Sediakan mereka makanan yang enak kalo mampu, jangan sampai makanan enak hanya dibuat atau dibawa pada saat mereka sakit karena makan enak pada saat sakit akan terasa SEPAHIT pil. Jangan abaikan mereka seperti itu, sayangi mereka seperti mereka menyayangi kita waktu bayi, bahkan sayangnya mereka tidak akan pernah padam.. Sulit dan bahkan tidak akan pernah bisa seorang anak menyamakan sayangnya orang tuan, tapi setidaknya kita mampu merawat mereka ketika mereka pada masa tua.

Allah memang Maha Adil, telah membagi kebutuhan dan kewajiban sesuai dengan porsinya masing-masing, no more no less. Ketika masih bayi, orang tualah yang berkewajiban untuk menjaga dan membesarkan kita para anak, serta memberikan segala kebutuhan kita disaat kita tidak mampu berkata sepatah dua patah kata. Orang tua saat itu, sangat peka, walaupun kita hanya bisa berkata lewat tangisan, tapi mereka tahu pasti maksud dari tangisan itu. Ketika bayi yang tak bisa berbuat apa-apa tadi mulai tumbuh dewasa. Seiring dengan petumbuhan kita yang dari tidak mampu berbuat apa menjadi manusia yang sigap,tegap, dan kekar, orang tua malah mulai melemah, kulit mengeriput, rambut ubanan, kerja tulang melemah.. itu semua karna mereka terlalu lelah bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan kita, memberikan pendidikan yang layak, mulai SD, SMP, SMA, S1, S2, polisi, tentara, dokter, perawat dan bahkan ada sampai profesor. Tujuan orang tua menyekolahkan anak anak mereka adalah tidak lain hanya ingin anaknya Sukses,

       "setidaknya anak kita bisa membaca dan menulis" ujar sepasang suami yang tidak pernah terjamah oleh pendidikan tersebut. Itulah yang diharapkan para orang tua, paling tidak anak nya memiliki strata sosial lebih tinggi dari mereka.

Ketika anak meranjak dewasa, disaat itu pulalah, orang tua, yang dulu nya memiliki kulit yang masih segar dan kencang, serta tubuh yang kuat, sekarang berbalik arah, disinilah letak keADILan Allah, dan pada masa tua dan ujur orang tualah, Allah meletakkan dan memberikan kewajiban untuk anak untuk merawat orang tua, seperti apa yang telah orang lakukan dulu. Disinilah letak kesempurnaan ayah dan ibu, jika mereka Bisa merawat dan membesarkan 10 orang anak tanpa keluh dan kesah, tapi 10 orang anak belum tentu mampu merawat mereka yang hanya 2 orang itu. Miris hati ku melihat kondisi ini..bagaiman mana bisa seorang ibu dan ayah yang tinggal menunggu datangnya hari kematian, dibiarkan sendirian dan kesepian.

Pada masa ini, mereka hanya bisa pasrah diri, hanya bisa menunggu, dan menunggu. Menunggu datangnya anak anak yang mereka besarkan dan Sukseskan dengan memeras keringat. Paling tidak, walaupun tidak bisa datang dan mengunjungi, setidaknya memberikan atau mengirimkan uang belanja untuk mereka, paling tidak dengan cara itu, orang tua tidak perlu lagi kerja banting tulang untuk memenuhi panggilan perut yang setiap waktu tak bisa ditunda. Masa tua bukanlah masa untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup.. Masa tua Seharusnya menjadi masa pensiun dari pekerjaan - pekerjaan berat mereka,. Tapi hidup tidak memberikan pilihan lain.. Lalu, kemana anak-anak yang dibesarkan tadi? Menghilang tanpa jejak.

Meski uang bukanlah hal satu satunya yang diinginkan mereka, tapi setidaknya itu bisa meringankan beban hidup mereka. Yang sebenarnya mereka butuhkan adalah perhatian, pengertian dan hiburan. Walaupun berkunjung hanya saat ramadhan itu sudah cukup, karna mungkin kendala pekerjaan yang teramat jauh dari kampung atau rumah orang tua, mungkin itu masih bisa dimaklumi. Tapi berapa kalikah komunikasi yang dilakukan lewat telepon dalam sebulan atau bahkan setahun? Satu kalikah dalam sebulan, atau bahkan dalam tidak pernah sama sekali. Orang tua mungkin masih bisa memaklumi, krena sibuk atau semacamnya. Tapi bagaiman dengan anak yang memiliki pekerjaan dan tinggal hanya beberapa puluh kilo meter atau bahkan hanya hitungan lebih sedikit dari ituu. Kondisi inilah yang dirasa aneh oleh orang tua. Dan mungkin juga para orang tua akan merasa kecewa, karena anak yang mereka besarkan dengan memeras keringat itu tidak mampu merawat dan membantu mereka dikala susah.

Semoga tulisan memberi manfaat untuk kita semua, dan kita jadikan sebagai motivasi untuk berbaik budi pada yang layak diperlakukan baik. hadirnya tulisan ini, semoga jadi tamparan bagi kita, tulisan ini mewakili berbagai kisah piluh para orang tua yang terabaiakan oleh kita, para anak. Yang sudah, dan masih berlaku baik pada mereka, baik dulu maupun sekarang, tetaplah istiqomah. dan yang belum, yuk sama-sama dilakoni.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, Ayo, sama-sama kita beristigfar memohon ampunan kepada Allah sambil mengahadirkan bayang mereka, mengahadirkan semua silaf terucap dan terlakoni dan tindak kita. setelah itu kita hubungi mereka dan minta maaf kepada mereka...

                        

0 comments: