HIJAB DARI SUDUT PANDANG LAKI-LAKI
“HIJAB DARI SUDUT PANDANG
LAKI-LAKI”
Edisi
25
September 2015 Oleh: Hitaf
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيم
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Musuh
mu sekarang sebenanya bukanlah mereka yang terbuat dari tameng, senjata tajam
dan tumpul, bukan pula terbuat dari bom-bom besar dan kecil, apalagi tenaga
nucler yang tersohor itu. sekarang saya khawatir, bumi pertiwi ku lambat laun
akan menjadi lautan manusia yang jauh dari dua pusaka wasiat sang Panji Islam.
Nabi Muhammad S.A.w,
Lantas
sejanta seperti apa yang negeri-negeri barat lacarkan untuk melumpuhkan islam
pelan-pelan dan pasti? Senjata apakah itu? ya! Modernisasi yang melanglang
buana lewat globalisasi adalah cara mereka. Menggolablisaikan dunia adalah
salah satu upaya peluncuran perang tanpa menumpahkan darah. Lebih efisein. Mode
(gaya berpakain) lebih tepatnya. Mode kebarat-baratan merambat dengan cepat,
secepat kilat menyambar. target utamanya adalah perempuan-perempuan muslim.
Muslimah adalah mangsa terbaik untuk menghancurkan islam dari dalam tubuh
islam. Menggerogoti dari dalam secara perlahan-lahan. Lihat saja contoh
realnya, di era kekinian impor barang berjenis pakaian yang berkiblat pada
barat meningkat secara drastis sejak beberapa tahun kebelakang. Dan sekarang di
tahun 2015, mode itu semakin mengakar kuat sehingga Firman-Firman Tuhannya
dikesampingkan seakan aturan Pencipta sudah tidak penting lagi. Alias dinomor
duakan. Makanya perempuan jangan heran dan serta merta melimpahkan salah pada kami,
ketika kami tak mampu menahan pandangan kami. Yang mampu menahan hanya sedikit.
Cobaan kami di era sekarang lebih berat jika dibandingkan zaman terdahulu.
Paha, dada, dan lain sebagainya bertebaran tanpa sehelai kain pun. Putus urat
malu. Bagaiman syahwat harus bersikap? Astagfirullahal ‘adzim. Haruskah kami
berdiam di rumah?
Musuh
islam sekarang jauh lebih pintar. Mereka tahu bahwa yang paling lemah itu
adalah perempuan. Membunuh mental muslimah lewat mode-mode senonohnya sukses.
Coba tengok, jika melihat kembali beberapa tahun silam, mode menyerang mereka
yang belum bertudung sehinnga semakin membawa mereka (mereka pengumbar aurat dengan
terang-terangan) terlelap hingga napas terlepas dari raga. Jadilah mereka bahan
bakar api neraka-Nya Allah. Dan semakin ke sini, mode kebarat-baratan mulai
menyentuh mereka yang sudah bertudung. Melemahkan ke istiqomahan mereka.
Hadirnya mode hijab ala moderen semakin merajalela. Hijab yang hanya menutup
kepala dan dibawahnya kepala malah terpampang dengan bentuknya yang
membangkitkan syahwat. Lalu siapa yang harus disalahkan? Para lelaki disiruh
menjaga pandangan tetapi mereka sendiri tak mampu menjaga harga diri mereka.
Tahun
2015 adalah masa kejayaannya Hijab
moderen. Dan menjadikannya trending topik sepanjang tahun ini. Yah! Mereka berhijab
dengan aturan yang mereka buat sendiri. Kenapa tidak buat saja al-kitab
sendiri? Biar tak ada aturan Tuhan sekalian. Apasih susahnya berhijab sesuai
dengan tuntutan Al-quran dan Hadist. Kalian juga akan membantu para lelaki
dalam hal melihat yang seharusnya tidak dilihat oleh kami. Muslimah hancur.
Negeri barat tertawa. Bisa tidak sedikit dengarkan jerit hati kami. Asalkan
kalian tahu, kami lebih bangga melihat kalian terselubungi oleh tudung itu
daripada yang bertudung tapi telanjang. Kalian seharusnya belajar dari seekor
ayam. Ayam saja menutup seluruh tubuhnya dengan bulu-bulunya, dan itu merupakan
pakaian indah dari Allah untuk mereka. Coba perhatikan ayam itu yang terlihat
adalah kaki dan mukanya saja. jika ngak percaya bisa dilhat sendiri. Seharusnya
malu! itulah jerit hati para lelaki.
Ideologi
kita terperangi oleh para penjajah agama. Dikehidupan sehari-hari nampak sekali
faktanya. Ketika ada salah seorang muslimah yang melabuhkan tudungnya keseluruh
tubuhnya, pasti suara bisiskan-bisikan yang terkadang menyengat telinga
terdengar, pertanyaan-pertanyaan yang tidak seharusnya dipertanyakan. Itu dia
aliran apa? aneh kan? Pernahkah kita pertanyakan ketika ada yang tidak memakai
tudung pun yang pakai tudung tapi belum
sesuai tuntutan Al-quran dan hadis, pernahkah kita mempertanyakan aliran
mereka? Pernah kah? Yang melabuhkan tudungnya keseluruh tubuhnya dibilang
rasis. Lantas yang tidak melabuhkan dibilang apa? lantas yang belum memakai tudung
sama sekali dibilang apa? pernahkah terlintas dibenak kita akan hal itu?
sepertinya tidak pernah. Karena yang mayoritas selalu memenangka pertandingan
dengan yang minoritas.
Fakta-fakta
kelemahan perempan itu sangat jelas terlihat di lingkungan kita. Contoh yang
satu ini sepertinya sangat dekat sekali di masyarakat. Bertudung sudah. Menutup (d***) yang
seharusnya ditutup sudah, akan tetapi ada-ada saja idenya, tudung yang tadinya
sudah menutupi d**a malah diangkat dan dililitkan dilehernya. Alhasil jadilah
itu kebiasaan yang tak layak. Yang semakin menjauhkan diri. Satu hal yang perlu
diingat dan digaris bawahi adalah “BIASAKANLAH YANG BENAR (alquran dan sunnah)
BUKAN MALAH MEMBENARKAN KEBIASAAN, karena sejatinya yang perlu diningat lagi
adalah TIDAK SEMUANYA ADAT DAN KEBIASAAN ITU BENAR, AKAN TETAPI ALQURAN DAN
SUNNAH ITU SUDAH PASTI BENAR.
Ingat
ya! Melabuhkan tudung dengan sempurna yang sesuai dengan tafsir masing imam
atau kesepakatan para ulama, (tapi melabuhkan keseluruh tubuh jauh lebih baik)
seperti yang tertera dalam Q.S al-ahzab: 59, yang artinya:
“Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka."
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Serta
yang terdapat dalam surah An- Nur: 31
"Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Meski
ada perbedaan tafsir tentang ayat diatas, tapi tidak ada yang membenarkan
bertudung tanpa menutup dada. Kecuali tafsirnya kurais syihab, sejauh ini
dangkalnya pengetahuan saya.
Paradigma-paradigma
dan salah kaprah di mata masyarakat adalah perempuan yang bertudung seakan
manusia sempurna sehingga berimbas pada ketika mereka melakukan kekeliruan di
dalam kehidupan sehari-hari, mereka langsung dicap munafik. Dan mereka berfikir
bahwa mereka yang bertudung tak pantas berlaku salah. Sepertinya paradigma ini
lupa akan satu hal, yakni manusia merupakan tempatnya keliru dan salah. Dan tak
jarang yang mengatakan demikian mencap bahwa dirinya lebih baik meski tak
bertudung. Dari sudut mana coba dia mengatakan bahwa dia lebih baik?
Ilmu
adalah kunci utama agar bisa terhindar dari mode ala barat. Nyatanya masih ada
yang selalu istiqomah dalam tudungnya bahkan lebih tertutup dan tertutup sampai
pada batas maksimal tuntutan. Itu semua karena ilmu. Dengan ilmu agama yang
mapan maka in sya Allah., akan menambah iman dan takwa kepada Allah., ketika
kurangnya pondasi agama, maka jangan heran ketika ada yang sudah memutuskan
untuk bertudung lambat laun tudung itu berganti. Mode barat: tudung moderen,
baju ketat, celana apalagi. Na’udzubillah. Itu karena kurang kokohnya perisai
islam. Lalu sampai kapan mereka perempuan itu larut dalam ketidaktahuan? Sampai
kapan? Sampai saatnya tubuh dililit oleh kain putih. kunci keistiqomahan dalam
menjalani syariat itu adalah dukungan dari teman-teman dekat, belajar banyak
tentang syariat, baca kisah-kisah para sahabiah Rasulullah untuk menambah
motivasi. Kebanyakan, ketika seseorang sudah siap untuk merubah penampilannya dari
yang YOU CAN SEE menjadi YOU CANNOT SEE, terhambat oleh ketidakadaan dukungan
moril dari teman sepermainan. Seharusnya teman itu mengucap syukur karena
melihat temannya berubah ke arah yang lebih baik, bukan malah dibilang
berpenampilan seperti ibu-ibu, kurang cocok dan lain sebagainya. Teman macam
apa? Itulah kenapa pentingnya teman. sepertinya musuh islam sudah merambah jauh
kedalam dan menjalar ke urat saraf sehinnga sesama muslim saja saling
menjerumuskan.
Sebelum
mengakhiri tulisan ini, ada beberapa hal yang harus diingat, dalam salah satu ceramah sang ustad (unnamed ustad) berkata, “BIASAKALAH YANG
BENAR (alquran dan sunnah) BUKAN
MEMBENARKAN KEBIASAAN karena adat dan kebiasaan tidak semuanya benar tetapi
alquran dan sunnah sudah pasti benar; BERBAHAGIALAH MELIHAT PERUBAHAN POSITIF
ORANG LAIN BUKAN MALAH MEMANDANGNYA SINIS apalagi mematahkan semangat perubahan
itu, RAILAH PERUBAHAN ITU DENGAN JALAN MENGHADIRI MAJELIS-MAJELIS, kalo
kesulitan jangan khawatir GUNAKANLAH INTERNET DENGAN BIJAK. Berubahlah secara
bertahap, karena Allah., suka akan hal itu. Satu lagi poin terpenting adalah BERTUDUNG itu merupakan kewajiban
bagi setiap muslimah yang sudah balig lagi berakal. Perlu kah kita pertanyakan
apakah hati dulu yang ditata baru berhijab? Berhijab itu sama wajibnya dengan
sholat dan puasa, bukan? Lantas pantaskah kita pertanyakan, apakah khusyuk dulu
baru sholat? Apakah sholat kita khusyuk?
Apakah ketika sholat, kita merasa sholat kita ngak khusyuk? Lalu kita berhenti
untuk sholat? Rasanya hanya Allah yang pantas dan memiliki hak sepenuhnya akan
hal itu. begitulah analogi sederhanya ketika ada pertanyaan-pertanyaan tentang
haruskah menjilbabi hati dulu atau tidak.
0 comments: