Surat kecil untuk Adek

19:21 Fatihurrahman 2 Comments

-Surat Kecil Untuk Adek - 


Dear adek,
Kau terlihat anggun, dengan menggunakan kain dikepala mu. Berdiri diantara kerumunan penumpang Tilongkabila itu. Sambil Melambaikan tangan tanda perpisahan, Kau lepaskan senyum tak ikhlas itu. Juga, air mata memberikan isyarat tidak ingin pergi. Aku tahu, adek tidak ingin jalan ini, karena bukan Kota Bunga. Cukuplah Malang itu menjadi cerita panjang tentang jelasnya kekeliruan ku yang belasan tahun samar, lalu aku berpaling darinya, karena-Nya. Dan kini, Makasar lah jalan hijrah mu, Dek. Kita mungkin punya jalan yang berbeda, namun dengan tujuan yang satu, yakni memperkaya diri dengan ilmu, melangkah lebih dekat kepada Illahi, juga Rasulullah.

Dek, tidak ada ilmu yang lebih hebat daripada ilmu tentang Tuhan dan Pembawa risalah. Termaktub dalam Alquran dan Alhadist. Kita sama-sama menjaga keduanya, Allâh Akan menjaga kita. Terlebih Ibu, Bapak kita. Dua pahlawan tanpa maprih, dua pecinta yang mengajarkan arti mencintai, yang dengan segala kebaikannya tak pantas berbalas  air tuba. Dari keduanyalah, terungkap tabir, bahwa lambang pecinta sejati itu, bukan datang dari cerita cinta romeo-juliet, bukan pula kisah cinta laila-majnun. Apalagi, narasi cinta dalam serial drama Kapal Vanderwick. Bukan. Bukan, Dek. Tetapi, itu datangnya dari mereka, yang kita panggil Ibu dan Bapak. Apa kau dan aku sebegitu tega, menghadiahi neraka untuk mereka, setelah syurga mereka berikan?? Maka dari itu, mari sama-sama memperbaiki diri dengan ilmu. Lalu, berikan Syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai.

Dek, Tidak ada yang lebih membahagiakan selain terpenuhinya jiwa dengan ilmu-ilmu Agama yang kita yakini, terisinya rumah dengan penghuni berilmu yang takwa. Seperti kata Imam Syafi'i, "jika kau lelah untuk belajar, maka kau harus menanggung perihnya kebodohan". Karena kefakiran ilmu itu begitu menyedihkan, membosankan, memiskinkan hati, dan Memperkokoh kebatilan. Dan, membinasakan yang haq. Sebab itu, kau (aku dan siapapun) harus terus belajar dek. Kau harus terus menimba ilmu meski bukan di kota Malang yang selalu ku rangkai dengan indah padamu.

Dek, Kamu harus tahu, bahwa perempuan adalah jantungnya sebuah keberlangsungan peradaban manusia yang berasaskan moralitas. Seorang filsuf meninggalkan pesan bahwa jika perempuan baik, maka baiklah negeri ini, jika perempuan rusak maka rusaklah sebuah negeri. Itulah kenapa, penting bagi setiap sanak untuk selalu peduli terhadap kualitas saudara-saudari sedarahnya. Kualitas pelbagai ilmu dunia, terlebih pemahaman akhiratnya. Aku tidak peduli, jika nanti kau akan terlihat kearab-araban setelah lebih seringnya majelis kau hadiri, dan itu akan jauh lebih membahagiakan daripada kau harus berkiblat kebarat-baratan.

Dek, Orang alim juga pernah berpetuah, "semua orang bisa merampas apapun yang kita miliki, tetapi tidak seorang pun mampu merenggut ilmu dan pengalaman yang seseorang punyai". So, Jadilah pribadi yang haus berilmu pengetahuan, berilmu agama mapan. Setelahnya, kau akan ketahui, indahnya beramal dengannya. Dalam salah satu tausiyah, pernah saya dengar bahwa, "Setan jauh lebih takut kepada orang yang berilmu kemudian diamalkannya daripada yang ahli ibadah tanpa disertai ilmunya". Jelas sekali, bukan?. Kau juga akan segera menyadari, betapa jahiliyahnya perilaku setelah duduk di pendopo ilmu dan bercengkrama dengan ahli ilmu yang khusyuk beribadah dengannya.

Dek, hijrah mungkin kata yang lebih tepat untuk bertandahnya kau dari satu posisi ke posisi yang lain. yang awalnya mungkin harus dipaksakan. Setelah gagal mengirim mu ke pondok "Alhusaini" (salah satu Pesantren di kota Bima, yang juga gagal saya menimba ilmu didalamnya) 3 tahun yang Lalu. Bukan, bukan ingin memenjarakan mu dengan ide-ide agamais seperti pemikiran intelek dalam tanda kutip (") itu.  Karena membebaskan mu dari belenggu rantai-rantai kefakiran ilmu syariat adalah kewajiban yang harus ku tunaikan. Ku katakan tidak jika untuk memberi kebebasan yang ujungnya kebablasan. Dan berakhir derita. Saya yakin, bahwa para Nabi diutus untuk membebaskan umatnya dari kelancangan berfikir dan kekeliruan bertauhid. Mereka lah yang saya panuti. Tidak Seperti perbincangan malam itu, di salah satu perjamaun diskusi. Setahun silam. Yang gencar-gencarnya membumikan "kebebasan" versinya, yang menurut pandangan orang yang fakir pengetahuan seperti ku, tidak mampu melampauinya.

Dek, kualitas mu adalah penentu kualitas generasi setelah mu. Generasi yang lahir dari keluarga mu sendiri. Ustad Khalid Basalamah, dalam salah satu ceramahnya menegaskan, bahwa Orang tua yang Sholat akan melahirkan anak-anak yang sholat. Orang tua yang taat, akan mengajarkan ketaatan pada anak-anaknya. Meskipun tidak ada yang bisa menjamin hal itu. Untuk itulah, ikhtiar kita (memperbaiki agama) sebagai pencetak kualitas emas Rasulullah, bertolak ukur sepenuhnya pada mu, pada kita. Karena orang tua, terutama ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya.

Dek, Alhamdulillah, setelah lama kau berpeluh air mata, disertai melelehnya ego dan meredupnya nafsu duniawi. Aku yakin, ini adalah bagian terpahit diantara ribuan keluh. Pilihan terberat dari  sekian keinginan. Dan, ini sesungguhnya adalah pilihan yang tidak kau inginkan sama sekali. Mungkin sulit dan teramat sakit. Tetapi, Yakinlah bahwa kita harus merasakan sulit atau sakit terdahulu, supaya kita bisa menghargai nikmatnya sehat atau kemudahan. Kenapa kita harus takut melewati lorong- lorong pahit dalam kehidupan kita, jika didalam kepahitan tersebut akan ada banyak kenikmatan yang menunggu setelahnya? So, Jangan pernah takut.

Dek, alhamdulillah, setelah Tuhan titahkan "Kun" atas niat baik setiap makhluk berakal. Aku atau siapapun dan apapun itu tidak pula mampu menembus ruang itu, tapi Allâh dengan keMahaKuasaanya, "Kun". Alhamdulillah, Puji ku panjat, sebab tertunainya niat. Yakni, menunaikan tanggungjawab sanak serahim. Tanggungjawab saudara untuk saudari.
Dan, Akhirnya, Tersampailah adik pada pendopo ilmu tentang Pencipta dan Pembawa risalah itu. Ma'had Itu. 
Dengannya, insya Allah, Allah dan Rasulullah akan lebih kau kenal dibanding apapun dibumi ini.
Denganya, semoga kita bisa menjadi salah satu ladang "Amal Zariyyah" bagi  IBU dan BAPAK. Aamiin..

Oh iya, Dek. Satu lagi,
Jadilah pribadi yang selalu membawa kemanfaatan untuk orang-orang disekitar mu. Yang selalu diingat karena kebaikan-kebaikan mu, yang selalu dirindu kata-kata mu, yang selalu ditunggu hadir mu ditengah-tengah mereka.
Jadilah sosok yang dengan lisan mu menjadi tentramlah setiap jiwa-jiwa pendengar mu.

Selamat berjuang di Kota Daeng, bersama pejuang-pejuang ilmu lainnya.

Terakhir, ku ucapkan kata maaf, karena telah memberi pilihan terpahit Sepanjang sejarah hidupmu, Dek. Tetapi, Insya Allah kelak kau akan rasakan madunya. Aamiin.


Somewhere, Minggu 09 Juli 2017

Your dearest Abang


-Alfaateeh Tajudin, iShare

2 comments:

  1. blog nya kok udah 15rb viewers aja nih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masya Allah ... Ini blog bru saya buka lagi semejak lulus kuliah....

      Delete